Jumat, 11 November 2011

Freaking Dementors

Ini terjadi sekitar beberapa hari setelah lebaran Idul Fitri tahun 2010. 
Berawal di ruang tengah rumahku, aku & kakaku sedang memperebutkan 1 tongkat sihir yang sebenarnya milik kakaku. :D
Aku mencoba merebutnya karena tongkat milikku patah dan hilang entah kemana. Selang beberapa lama berselisih ternyata aku tidak sanggup merebut tongkat itu dari kakaku (memang kebenaran akan selalu menang) :P
Ayahku tau aku kehilangan tongkat sihirku, kemudian ia mengeluarkan sebuah kotak hitam berdebu dari dalam laci lemari lalu membukanya. Ternyata di dalamnya ada sebuah tongkat sihir lain. Aku tau itu milik ayahku, ia sudah lama tidak menggunakannya. Ayahku mengizinkan ku menggunakan tongkat sihirnya untuk beberapa waktu. 
Saat aku menerima tongkat itu, tiba-tiba ruangan di sekeliling ku berubah menjadi gelap dan aku tenggelam ke dalam kegelapan tersebut. Semakin lama, aku merasakan kegelapan semakin menelanku. Hingga aku benar-benar berada dalam kegelapan yang hampa. o_o
Sekian lama yang aku rasakan hanyalah gelap. Sampai akhirnya aku meraskan kakiku menyentuh tanah padat beraspal dan kabut putih tipis muncul di sekitarku. Perlahan kabut tipis itu menghapus kegelapan yang cukup lama menyelimutiku. Aku pun akhirnya bisa melihat sedikit sekelilingku. Aku berada di satu jalan yang tidak terlalu lebar dengan anak sungai kecil di salah satu sisinya, dan beberapa pohon besar yang tumbuh dekat tepian sungai. Aku tidak tau pasti di mana aku berada dan jam berapa aku berdiri di sana, mungkin sekitar jam 1 dini hari. Cahaya bulan setengah penuh tidak cukup terang untuk menerangiku berjalan menyusuri jalan itu, karena itu aku menggunakan mantra lumos untuk membantu menerangi penglihatanku. ^^ 
Sambil berjalan aku terus berfikir apakah tongkat sihir ayahku ini sebuah portkey, tapi entahlah, apa mungkin tongkat sihir bisa dijadikan portkey? u,U
Sesaat seolah aku melihat dan mendengar ayahku berkata padaku, ia menyuruhku untuk bertahan di jalan itu hingga matahari terbit.


Aku melihat beberapa jembatan muncul di atas anak sungai di tepi jalan yang aku lalui, sehingga menghubungkan jalan yang ku lalui dengan tempat-tempat gelap di seberang sungai. Aku coba menyeberangi salah satu jembatan itu, dan aku memilih jembatan yang paling lebar.
Aku mulai melangkah, dan tempat gelap di seberang jembatan langsung berubah menjadi sebuah ruangan besar yang mewah. 
:O
Aku melihat beberapa orang di sana, dan sepertinya aku tau siapa mereka. Mereka adalah Lucius Malfoy, Draco Malfoy, Narcissa Malfoy, kaka Narcissa yaitu Bellatrix Lestrange serta beberapa orang lain yang tidak aku kenal. Ternyata tempat itu adalah ruang keluarga di Malfoy Manor, tempat kediaman keluarga Malfoy. Anehnya mereka mempersilakan ku duduk di antara mereka dengan cukup ramah.
Aku duduk di antara keluarga Malfoy, di sebuah kursi batu panjang yang berhadapan dengan kursi lain yang sama. Tidak pernah terfikir sebelumnya aku bisa duduk dan berkumpul dengan keluarga Malfoy, keluarga penyihir yang dikenal sangat terobsesi dengan prinsip darah murninya. Aku hanya berfikir mengapa Malfoy Manor? Mengapa bukan The Burrow tempat kediaman keluarga Weasley, seandainya The Burrow aku pasti akan bertemu dengan Ginny. n,n


Para penyihir itu mengenakan pakaian berjubah panjang dan berwarna hitam. Di antara Malfoy & orang-orang yang tidak aku kenal itu, aku juga melihat seorang pria gemuk, aku tidak tau persis siapa dia, mungkin dia Mr. Crabbe / Mr. Goyle.

(" ,)
Mereka mulai membicarakan sesuatu, tapi aku tidak ingat (mungkin tidak tau) apa yang mereka bicarakn. Anehnya aku ikut mengobrol bersama mereka. :P
Kami (mereka) terus asik berbincang dan beberapa kali tertawa.
Tapi kali ini aku tidak ikut tertawa. Di tengah-tengah perbincangan keluarga penyihir itu, tiba-tiba muncul beberapa bola cahaya berwarna merah misterius yang kemudian berputar-putar di antara kedua kursi batu yang sedang kami duduki. 0,o
bola-bola cahaya tersebut terus berputar-putar sehingga terlihat seperti komet kecil yang melayang-layang. Tapi para penyihir itu masih tetap mengobrol dan tertawa-tawa, seolah mereka tidak melihat bola-bola cahaya yang melayang-layang di atas kepala mereka. =="

Aku yang merasa khawatir (takut xP) langsung mengeluarkn tongkat sihirku. Ku arahkan tongkat sihir itu ke arah bola-bola cahaya yang masih berputar-putar di atas kepala kami. Lagi-lagi aku menggunakan mantra Lumos, entah apa yang aku fikirkan hingga hanya mantra itu saja yang kuingat saat itu. >.<

Cahaya putih yang cukup terang keluar dari ujung tongkat sihirku, dan lumayan berhasil, bola-bola cahaya merah yang dari tadi berputar-putar perlahan berhenti dan cahayanya berubah menjadi lebih redup. (^o^)

Setelah semua bola cahaya berhenti dan meredup, aku tarik kembali tongkatku. Tapi apa yang terjadi? Para penyihir di sekitar ku menatap ku dengan tatapan sinis. Aku mendengar salah seorang penyihir wanita di antara mereka berteriak, aku tidak tau siapa, mungkin itu Bellatrix. @_@
Tapi mengapa mereka begitu marah? Bukankah aku melakukan hal yang benar dengan menghentikan dan memadamkan bola-bola cahaya merah misterius tadi, apa mungkin mereka marah karena aku mengeluarkan cahaya putih yang lumayan menyilaukan mata dengan tiba-tiba? Entahlah.

Karena tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi kepada ku, aku langsung berlari menjauhi para penyihir itu menuju pintu gelap yang aku lewati saat aku masuk ke ruangan itu tadi. Aneh, tak satu pun dari mereka yang mengejarku, aku hanya mendengar suara wanita yang berteriak marah kepadaku tadi berkata dengan cukup keras, dia mengatakan "AKU BENCI CAHAYA PUTIH YANG MENYAKITI MATAKU ITU".
Ternyata dugaanku benar, mereka marah karena cahaya Lumos itu.

Di lorong pintu yang gelap aku merasakan ada sesuatu yang bererak lewat di atas kepalaku,,,
D-:
Lorong pintu yang aku lalui itu terasa lebih panjang, gelap, dan dingin dibandingkan saat ku lewati masuk tadi. Tapi untunglah tidak terjadi apa-apa, dan sesuatu yang tadi kurasakan hanyalah perasaanku saja. : )
Aku terus berjalan melewati lorong yang mirip gua itu sampai akhirnya tiba di jembatan yang ku seberangi tadi. Langsung saja ku seberangi jembatan kecil yang agak lebar itu dan kembali ke jalan gelap di mana aku datang sebelumnya.

Saat ku tengok ke seberang sungai aku tidak lagi melihat Malfoy Manor yang megah tapi hanya kegelapan yang bisa ku lihat, seperti tembok hitam raksasa yang membatasi tepi sungai dengan tempat di seberang sana. Aku tidak memperdulikan hal itu, yang penting aku sudah selamat dari kemarahan para penyihir di dalam tadi.
Tanpa sadar ternyata di sekitr jalan sudah berubah, tidak ada lagi pohon-pohon besar, yang ada adalah rumah-rumah pemukiman yang berjejer di sebelah jalan dan menghadap langsung ke sungai. Di sana tetap sepi tidak ada seorangpun, karena memang hari masih gelap.

Aku tidak tau harus kemana, tak terfikir sama sekali olehku sa
at itu untuk mengetuk pintu dan minta izin bermalam di salah satu rumah penduduk di sana. -_-'
P
erlahan aku berjalan ke tempat di mana aku mendarat dari kegelapan tadi. Aku berdiri tepat di tempat itu, angin terasa berhembus sedikit lebih kencang dan udara menjadi sedikit dingin. Dengan tongkat yang terus memancarkan cahaya Lumos aku memutuskan untuk menyusuri jalan tersebut. Aku mengambil arah yang berlawanan dengan arah saat aku menuju jembatan yang terhubung dengan Malfoy Manor.

Ud
ara semakin dingin aku rasakan, angin pun semakin kuat berhembus. Aku mempercepat langkahku tanpa memikirkan ke mana tujuanku. :|
Tapi kemudian perasaan itu datang lagi, perasaan yang sama saat aku melewati lornog pintu Malfoy Manor. Rasanya seperti ada yang lewat di atas kepalaku, seperti kain yang terbang tertiup angin. :-s
Aku mencoba untuk menatap ke atas langit, tapi aku tidak melihat apapun, selain bulan setengah penuh yang agak tertutup awan. Jadi aku memutuskan untuk berjalan lagi dengan lebih cepat.

Angin
pun terus bertiup semakin kencang, seakan mengejar gerak kakiku yang juga semakin cepat. Hingga tanpa diduga angin yang sangat besar berhembus menghempas punggungku, seperti ada kipas angin raksasa yang sedang berputar di belakang ku. Hampir saja aku terjatuh karena hembusan yang sangat kuat itu. Setelah angin besar tadi pergi aku balikkan badanku, mencoba melihat apa yang menyebabkan angin besar tadi berhembus. Ku arahkan tongkat ku ke depan agar aku bisa melihat jalanan gelap yang telah ku lalui tadi. Dari kejauhan aku melihat selmebar kain hitam terbang tertiup angin, semakin lama kain itu semakin mendekat ke arah ku dan ukurnnya pun semakin bertambah besar. Aku baru sadar kalau itu adalah sesosok DEMENTOR.





"Nox".. dan cahaya lumos langsung menghilang kemudian segera lanjutkan dengan "Expecto Patronus" (seharusnya patronum), cahaya putih berkilau seperti kain kecil keluar dari ujung tongkatku membentuk kubah kecil seukuran mangkok di depan wajahku. Sosok dementor yang tadi melesat ke arahku dengan sangat cepat langsung menukik keatas langit begitu sampai di depan kubah cahaya yang ku buat. Karena takut aku langsung membalikkan badan dan berlari sekencang mungkin melewati jalan di tepi sungai itu.



Selang beberapa lama, sang dementor tidak menampakkan dirinya lagi. Untunglah aku selamat dari makhluk yang tidak mengenal belas kasihan itu. Padahal aku mengucapkan mantra yang salah dan pada saat mengucapkannya aku pun tak memikirkan kebahagiaan sedikitpun.

A
ku terus berlari hingga aku melihat sebuah jembatan lagi muncul di atas sungai. Sama seperti saat di jembatan Malfoy Manor, sisi di seberang jembatan tidak terlihat dari jalan.
T
api tanpa ragu dan merasa kapok aku seberangi jembatan itu. Dengan cepat ku seberangi sampai aku tiba di sisi lain jembatan. Kegelapn perlahan memudar. Tapi tempat tersebut masih tetap gelap karena ternyata aku berada di tempat terbuka. Di atas tanah lapang hitam berbukit-bukit kecil. Aku melihat setidaknya ada tiga pohon hitam besar yang daunnya sudah berguguran di sana, sepertinya itu dua pohon mangga dan satu pohon jambu biji.

Twitter Bird Gadget