Senin, 31 Oktober 2011

Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar tentang Keraton Kasepuhan Cirebon




MAKALAH
KERATON KASEPUHAN CIREBON
SEBAGAI BENTUK AKULTURASI KEBUDAYAAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen : Agus Supriyadi, S. Pd, M. Si





Disusun Oleh :
Moh. Tegar Afandi
Kelas : 1G
NPM            : 111 060 322



UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jalan Terusan Pemuda No. 1 A
2011

                                                                                 


Jumat, 28 Oktober 2011

Satyr



Dalam mitologi Yunani, Satir (bahasa Yunani:Σάτυροι; Sátyroi) adalah makhluk penghuni hutan-hutan dan pegunungan, dan memiliki hubungan yang dekat dengan Dewa Pan dan Dionisos dalam mitologi Yunani. Biasanya mereka berjenis kelamin pria.

Pemimpin mereka bernama Silenos, Dewa kecil yang mengatur kesuburan. Karakter Satir dalam mitologi Yunani sering disamakan dengan Faun dalam mitologi Romawi. Mereka sering dilukiskan sebagai manusia bertanduk dan berkaki kambing, rambutnya keriting, hidungnya pesek, ekornya tebal dan panjang, telinganya meruncing atau kadang-kadang seperti telinga kuda. Satir yang masih bocah belum memiliki tanduk yang sempurna sedangkan Satir yang tua sudah memiliki tanduk kambing yang sempurna. Biasanya Satir yang sering muncul dalam dongeng-dongeng berjenis kelamin pria, namun kadang-kadang ada Satir betina.

Karakter Satir muncul dalam beberapa pementasan, seperti: “Kiklopss” karya Euripides dan “Satir Yang Mencari” karya Sofokles.

Satyr biasanya senang minum anggur, sehingga akrab dengan Dewa Dionisos. Mereka juga senang bermain seruling, castanet, bagpipe, atau simbal dan tergila-gila untuk menari bersama para nimfa yang mereka kagumi dan mereka idolakan. Mereka memiliki tarian khusus yang mereka sebut Sikinis

Satir tidak hidup abadi sehingga terkena dampak usia tua seperti manusia. Satir jantan yang sudah tua berjenggot dan kepalanya botak. Perilakunya jelek dan tidak senonoh seperti yang digambarkan dalam mitologi Yunani.

Rabu, 26 Oktober 2011

Penyihir dan Sapu Terbang

Ada bebrapa teori untuk menjelaskan hubungan sapu terbang dengan penyihir. Salah satunya karena sapu merupakan perlambang hubungan perempuan dengan rumah tangga, dan kebanyakan penyihir adalah perempuan. Meskipun begitu, penyihir yang pertama mengaku terbang dengan sapu pada th 1453 adalah sorang laki-laki.


Hubungan penyiher dengan sapu juga bermula sejak zamn kuno. Di kala itu orang melakukan upacara kesuburan dengan cara menaiki sapu, galah, garpu tanaman seperti menunggangi kuda, sambil melompat-lompat tinggi & menari-nari.

Pada mulanya, penyihir menaiki sapu mereka dengan sisi ijuk menghadap ke bawah agar menghapus jejak mereka dari langit. Namun sejak akhir abad ke-17, penyihir juga menaikinya dengan arah sebaliknya. Mereka menaiki sapu dengan ijuk di depan, dengan lilin di bagian ijuknya untuk menerangi jalan mereka.
Sapu ini jg tidak hanya digunakan sebagai alat transportasi saja, tapi juga bisa dipakai untuk membangkitkan badai & meniru sosok seseorang.
Twitter Bird Gadget